Film Ex Machina merupakan film yang mengadaptasi
tentang kehidupan para ilmuan yang berusaha untuk menciptakan sebuah robot
dengan sistem kecerdasan buatan didalamnya. “Nathan” pemeran bapak si pencipta robot
yang diberinama “AVA” diceritakan telah berhasil menciptakan kecerdasan tersebut.
Nathan dan Caleb mengadakan tes turing untuk mengetes apakah AVA mampu untuk
berfikir secara mandiri dalam sehari-harinya. Uji Turing adalah ujian yang
menentukan apakah suatu mesin mampu menunjukkan perilaku cerdas yang mirip
dengan atau tak dapat dibedakan dari manusia.
Test Turing
Dalam ujian ini, seorang penentu melakukan
perbincangan dengan manusia dan mesin yang tak dapat dibedakan dari manusia
biasa. Semua peserta dipisah satu sama lain. Jika sang penentu tak mampu
membedakan mesin dari manusia, mesin itu dikatakan telah lulus ujian ini. Hari
demi hari tes telah dijalani banyak kemajuan yang telah diciptakan oleh robot.
AVA mampu untuk berfikir layaknya manusia, dia membutuhkan kebebasan dan tidak
ingin dikekang. Di akhir film, AVA dinyatakan berhasil melakukan tes tersebut.
AVA mampu untuk menipu Nathan dan Caleb untuk kabur dari camp dan pergi kedunia
luar. Dalam proses nya AVA sampai membunuh si penciptanya sendiri dan mengurung
Caleb, Sungguh ironis bukan.
Tentu dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan buatan memang dianggap keberhasilan dan karya yang indah. Namun
terdapat sisi negatifnya, mesin yang mampu berfikir sendiri kemungkinan akan
susah dikontrol dan rawan untuk melakukan hal-hal yang tidak diiningkan. Mesin
yang mampu befirikir sendiri mampu mengikuti program list secara mandiri, baik
sistem algoritma nya maupun angka-angka biner untuk pengolahan kata dan masih
banyak lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar