HARDWARE
DAN SOFTWARE DI SISTEM SIRKULASI PERPUSTAKAAN
Sebelum
perpustakaan menggunakan computer, layanan proses peminjaman biasanya dilakukan
dengan menggunakan kartu. Pekerjaan tersebut memakan waktu yang cukup lama dan
cukup rumit. Untuk melayani satu pengguna saja perlu memakan waktu kurang lebih
lima menit.
Namun
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi, kini sistem
sirkulasi perpustakaan menjadi lebih canggih, menggunakan alat-alat yang
otomatis, sehingga lebih efisien. Salah satunya adalah menggunakan komputer,
dengan komputer pekerjaan peminjaman buku dapat dilakukan dengan cepat dan
mudah. Pekerjaan tersebut hanya memakan waktu kurang 1 menit untuk setiap buku.
Begitu juga dengan proses pengembalian dan perpanjangan buku, cukup dengan
menyorot barcode buku kemudian secara otomatis akan terjadi transaksi.
Hardware Sistem Sirkulasi
Perpustakaan
Dahulu,
sistem sirkulasi perpustakaan masih menggunakan cara yang manual, menggunakan
kartu anggota, kartu peminjaman, dan buku peminjaman untuk menyimpan data
transaksi pada hari itu. Berikut beberapa tahap yang harus dilakukan dengan
cara manual:
· Petugas
meminta kartu pemustaka
· Mengambil
kartu pinjam
· Menulis
nomer buku di kartu pinjam
· Mencabut
kartu buku
· Mem
file kartu
Sedangkan
saat ini, teknologi yang berkembang pesat semakin memudahkan manusia. Dengan
menggunakan sistem barcode, proses sirkulasi di perpustakaan menjadi semakin
cepat dan efisien. Yaitu hanya dengan beberapa langkah saja:
· Menyorot
barcode kartu
· Menyorot
barcode buku
· Memberikan
cap tanggal pengembalian
Barcode
saat ini sudah mulai ditinggalkan. Karena muncul lagi teknologi yang lebih
canggih, yaitu RFID, atau yang dikenal dengan Radio Frequency Identification)
RFID (Radio Frequency
Identification)
Definisi
Menurut Maryono Identifikasi dengan frekuensi radio adalah teknologi untuk
mengidentifikasi seseorang atau objek benda menggunakan transmisi frekuensi
radio, khususnya 125kHz, 13.65Mhz atau 800-900MHz. RFID menggunakan komunikasi
gelombang radio untuk secara unik mengidentifikasi objek atau seseorang.
Hal
ini merupakan teknologi pengumpulan data otomatis yang tercepat dalam
perkembangannya. Teknologi tersebut menciptakan cara otomatis untuk mengumpulkan
informasi suatu produk, tempat, waktu, atau transaksi dengan cepat, mudah tanpa
human error. RFID menyediakan hubungan ke data dengan jarak tertentu tanpa
harus melihat secara langsung, dan tidak terpengaruh lingkungan yang berbahaya
seperti halnya barcode. Identifikasi RFID bukan sekedar kode identifikasi,
sebagai pembawa data, dapat di tulis dan diperbarui data di dalamnya dalam
keadaan bergerak.
Beberapa
pengertian RFID Menurut Maryono yaitu :
RFID
(Radio Frequency Identification) adalah sebuah metode identifikasi dengan
menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder (tag) untuk
menyimpan dan mengambil data jarak jauh.
Label
atau transponder (tag) adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan
di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk
identifikasi menggunakan gelombang radio.Label RFID terdiri atas mikrochip
silikon dan antena.
Sistem
RFID dapat terdiri dari beberapa komponen, seperti tag, tag reader, tag
programming station, circulation reader, sorting equipment dan tongkat
inventory tag. Keamanan dapat dicapai dengan dua cara. Pintu security untuk
menentukan status keamanan atau RFID tag-nya berisi bit security yang bisa
menjadi on atau off pada saat didekatkan ke reader station. Cara kerja RFID
untuk di perpustakaan adalah menggunakan chip yang ditempel pada buku. Saat
pemustaka ingin meminjam buku, tinggal meletakkan saja buku yang diinginkan
pada mesin, maka akan tertera data buku pada layar monitor mesin. Kemudian
pemustaka memasukkan nomor identitas anggota, klik OK pada peminjaman, maka
proses peminjaman buku selesai dalam waktu singkat. Tentu saja, mesin tidak
akan berfungsi terhadap buku-buku yang belum dipasangi chip (penyimpan
informasi data buku).
Kegunaan
dari sistem RFID ini adalah untuk mengirimkan data dari piranti portable, yang
dinamakan tag, dan kemudian dibaca oleh RFID reader dan kemudian diproses oleh
aplikasi komputer yang membutuhkannya. Data yang dipancarkan dan dikirimkan
tadi bisa berisi beragam informasi, seperti ID, informasi lokasi atau informasi
lainnya
Ketika
suatu RFID tag melewati suatu zone elektromagnetis, maka dia akan mendeteksi
sinyal aktivasi yang dipancarkan oleh si reader. Reader akan men-decode data
yang ada pada tag dan kemudian data tadi akan diproses oleh komputer. Misalnya
buku-buku yang ada pada perpustakaan. Pintu security bisa mendeteksi buku-buku
yang sudah dipinjam atau belum. Ketika seorang user mengembalikan buku,
security bit yang ada pada RFID tag buku tersebut akan di-reset dan recordnya
di ILS secara otomatis akan di-update. Pada beberapa solusi yang berbasis RFID
maka slip pengembaliannya bisa di-generate secara otomatis pula.
Perpustakaan
yang sudah menggunakan RFID adalah UIN Sunan Kalijaga, menggunakan RFID sejak
tahun 2007, dan sudah mendapat rekor MURI sebagai perpustakaan pertama yang
menggunakan teknologi RFID. http://digilib.uin-suka.ac.id/7892/1/675
Barcode
dan RFID
Walau
terbukti murah dan dapat dipakai di berbagai bidang, barcode ini ternyata
mempunyai banyak kelemahan yaitu selain karena hanya bisa diidentifikasi dengan
cara mendekatkan barcode tersebut ke sebuah reader, juga karena mempunyai
kapasitas penyimpanan data yang sangat terbatas dan tidak bisa diprogram ulang
sehingga menyulitkan untuk menyimpan dan memperbaharui data dalam jumlah besar.
Kemudian
muncul cara menyimpan data tersebut pada suatu silikon chip. RFID yang
merupakan singkatan dari Radio Frequency Identification merupakan teknologi
identifikasi baru yang dalam pengoperasiannya terjadi kontak antara transponder
(tag) atau divais pembawa data yang terbuat dari silikon chip dilengkapi sebuah
radio antena kecil dan reader yang terhubung dengan sistem komputer. Kontak
antara RFID tag dengan reader tidak dilakukan secara kontak langsung atau
mekanik melainkan dengan pengiriman gelombang electromagnet. Berbeda dengan
smart card yang biasa dipakai di kartu telepon atau kartu bank yang juga
menggunakan silikon chip, kode-kode RFID tag bisa dibaca pada jarak yang cukup
jauh.
Intellident
Ltd., satu produsen sistem RFID telah menyatakan RFID bakal menggantikan sistem
manajemen perpustakaan tradisional berdasarkan barcode. Teknologi barcode yang
telah mereka andalkan untuk mengidentifikasi dan melacak berbagai barang
terbukti tidak cukup untuk memenuhi tantangan abad 21. perkembangan sirkulasi
dan meningkatnya permintaan jasa perpustakaan, tanpa peningkatan anggaran dan
staf yang cukup, telah memaksa banyak perpustakaan mencari teknologi untuk
membantu mempertahankan sercis yang memuaskan. Masuk ke teknologi RFID, yang
menjanjikan lompatan efisiensi, produktivitas, kenyamanan petugas, dan servis
pelnggan serta membangkitkan semangat besar di dunia perpustakaan. Pendapat
yang berbeda diterangkan oleh produsen lain Zebra Technologies, bahwa kedua
teknologi tersebut tidaklah saling eksklusif, tidak juga yang satu akan
menggantikan yang lain. Keduanya merupakan teknologi yang memungkinkan, dengan
sifat fisik yang berbeda. RFID dan barcode merupakan teknologi data capture
yang saling melengkapi. Hampir sama dengan RFID, adopsi juga akan setara dengan
RFID di masa datang
Barcode
perlahan mulai ditinggalkan karena RFID lebih canggih, karena beberapa alasan.
Berikut persamaan dan perbedaan antara Barcode dan RFID:
· Persamaan
RFID dan Barcode
· Mengurangi
petugas dan Human error
· Mempermudah
pemeliharaan data
· Teknologi
untuk otomasi proses dan meningkatkan manajemen operasi
Perbedaan
RFID dan Barcode
· Dapat
di tempel dan tersembunyi, tidak memerlukan pandangan langsung
· Dapat
dibaca melalui kayu, plastik, kardus,berbagai material kecuali logam.
· Dapat
di program / entri ulang dalam keadaan bergerak.
· Dapat
diterapkan dalam lingkungan yang keras , misal di luar rumah , temperatur
tinggi
· Tag
RFID berisikan 1 megabyte memori
Barcode
- · Harus dengan pandangan langsun
- · Tidak dapat dibaca melalui kayu, plastic , dan berbagai material
- · Tidak dapat di entry ulang dalam keadaan bergerak
- · Tidak dapat diterapkan
- · Jumlah informasi terbatas sekitar 20 karakter.
- Keunggulan lainnya tag RFID bisa dibaca dalam segala kondisi dimana barcode atau alat semacamnya tidak mampu.
- · Tag tidak harus ada dipermukaan objek
- · Kecepatan pembacaan tag kurang dari 100 mili/detik
- · Mampu membaca sejumlah tag pada saat hampir bersamaan (tidak harus satu per satu)
Namun,
seunggul apapun RFID, tetaplah memiliki keterbatasan atau kekurangan. Berikut
kekurangan dari RFID:
Kekurangan
RFID
· Cost
: label RFID berharga lebih mahal
- · Moisture : gelombang radio mungkin terserap oleh uap air dalam produk tersebut atau lingungan sekitar
- · Metal gelombang radio umumnya terpantul oleh logam. Artinya label tersebut dapat tertutup oleh logam di sekitarnya atau sinyalnya mungkin melemah
- · Electrical interference : gangguan elektronik (misal lampu pijar atau motor listrik ) kadang- kadang dapat mengganggu komunikasi frekuensi radio
- · Accuracy : sukar mengidentifikasi dan membaca suatu label dari banyak label lainnya di dalam jangkauan reader. Kegagalan membaca suatu tag tidak diketahui oleh reader
- · Over Compensation : menyimpan banyak data pada label mungkin berguna, tetapi akan meningkatkan biaya dan waktu yang diperlukan untuk membacanya, penomoran identitas yang sederhana sering sudah memadai
- · Security : label yang bisa diperbarui (update) adalah berguna, tetapi memastikan up-date telah dikerjakan dengan benar dan oleh pihak yang berwenang adalah penting
Penerapan
di perpustakaan
Terdapat
konfigurasi yang umum dalam penerapan sistem RFID di perpustakaan di antara
berbagai produsen yaitu :
· 3MtmRFID
Tag
- · Dapat ditulis ulang , label standar ISO mengidentifikasi dan melacak berbagai barang (materials)
- · Memori chip menyimpan informasi barang tersebut
- · Status security tersimpan langsung pada label
- · Menghilangkan garis pandang yang diperlukan untuk memproses barang
· 3Mtm
Conversion Station
- · Konversi ID barang dari barcode ke label RFID
- · Secara otomatis menyalurkan / mengeluarkan label
- · Mencakup layar sentuh, scanner barcode optic, RFID reader dan gerobak portable
- · Memungkinkan programming / reprogramming (entri data)
- · Tidak memerlukan koneksi ke sistem sirkulasi terotomasi
· 3MTM
SelfCheckTM Sistem
- · Secara dramatis menyederhanakan proses checkout / check-in(peminjaman/pengembalian)
- · Memproses barang dengan barcode dan label RFID
- · Dapat memproses banyak barang sekaligus secara bersamaan
- · Kendali / operasi dengan layar sentuh
- · Pilihan fleksibel : 4 bahasa standard tersedia tambahan, memungkinkan pembayaran biaya
· 3MTM
Staff Workstation
- · Meningkatkan efisiensi tempat kerja dan ergonomic
- · Memproses barang dengan barcode dan label RFID
- · Display dikombinasikan dengan display sistem otomasi
- · Bekerja dengan komputer di meja sirkulasi, scanner, printer
- · Bekerja sebagai tempat sirkulasi atau tempat programming label (data entri)
- · Dapat memproses peminjaman (check-out) banyak barang sekaligus secara bersamaan
3MTM
Digital Library Assistant
- · Mampu membaca sendiri, shelving, pengurutan, pencarian, penyiangan, dan pencarian yang luar biasa
- · Dapat digunakan untuk scan barang untuk status sekuriti dalam hal alarm berbunyi
- · Secara bersamaan melakukan pembacaan, pencarian, dan scan persediaan
- · Dapat memegang/menyimpan informasi lebih dari 1 juta barang
- · Antena mempermudah pembacaan pada rak yang tinggi dan rendah
- · Design yang mudah, tanpa kabel, dan ergonomis
3MTM
Detection Sistem
- · Proteksi sekuriti yang tinggi untuk semua koleksi perpustakaan
- · Lebar koridor mengikuti standar ADA
- · Pilihan suara alarm memainkan pesan pilihan
- · Penghitung trafik terintegrasi
- · Tidak membutuhkan aplikasi server
- · Tersedia dalam warna abu-abu gelap dan terang
RFID
memang merupakan sarana yang tepat dalam proses sistem informasi perpustakaan,
karena mudah dalam transaksi peminjaman , pengecekan serta pencarian informasi
dalam perpustakaan., tetapi RFID juga harus diperhatikan dari segi keamanan,
dan biaya agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan sistem informasi yang
diinginkan.
Sumber:
https://librarians2013.wordpress.com/2014/09/24/hardware-dan-software-di-sistem-sirkulasi-perpustakaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar